Terkubur 4.000 Tahun, Jasad Ibu dan Anak Ditemukan Berpelukan

Tengkorak Yang Diduga Seorang Ibu Memeluk Anak Lelakinya (dailymail.co.uk)
Tengkorak Yang Diduga Seorang Ibu Memeluk Anak Lelakinya (dailymail.co.uk)
Penemuan arkeologi terbaru di Tiongkok baru-baru ini seolah memperlihatkan betapa kasih ibu berlaku sepanjang masa. Arkeolog Tiongkok menemukan kerangka yang diperkirakan berusia 4.000 tahun menggambarkan seorang ibu seolah sedang memeluk anaknya.

Ibu tersebut diduga sedang melindungi anaknya ketika gempa dahsyat melanda Provinsi Qinghai, di bagian tengah Tiongkok, kurang lebih 2.000 Sebelum Masehi (SM).

Kerangka tersebut ditemukan di situs yang diduga berasal dari awal Zaman Perunggu dan dijuluki sebagai 'Pompeii dari Timur'.

Para ahli meyakini bahwa situs tersebut dihantam gempa bumi dahsyat dan banjir bandang yang meluap dari Sungai Kuning. Namun, mereka tidak bisa memperkirakan seberapa besar bencana alam tersebut.

Kendati demikian, bencana alam tersebut diduga telah menghancurkan seluruh pemukiman yang dilaluinya, sama seperti Pompeii. Hanya saja, situs yang dikenal dengan nama Lajia itu usianya 2.000 tahun lebih tua dari kota kuno Roma tersebut.

Foto arkeologi memperlihatkan kerangka ibu yang sedang melihat ke atas sambil berlutut di lantai. Lengannya seolah sedang memeluk seorang anak yang menurut perkiraan arkeolog adalah anak laki-laki.

Arkeolog juga menemukan kerangka sepasang manusia yang berpelukan di lantai. Beberapa kerangka lain yang ditemukan juga menunjukkan dalam posisi yang hampir sama, saling berpelukan.

Situs Lajia sangat terawat baik yang melukiskan gambaran tragis orang-orang yang mencoba untuk menyelamatkan keluarga mereka di tengah-tengah gempa bumi yang mengerikan.

Ini adalah lokasi penggalian bencana terbesar di Tiongkok yang luasnya hampir 40.000 kaki persegi. Situs Lajia pertama kali ditemukan di awal 2000-an.

Tim arkeolog menyajikan penemuan mereka tersebut di sebuah konferensi akademis di Provinsi Gansu, Tiongkok, pada awal bulan ini.

Sementara kerangka-kerangka tersebut saat ini dipajang di Lajia Ruins Museum.