Courtesy ShutterStock.com |
Kimono dan yukata sama-sama menutup tubuh dengan rapat. Berbeda dengan pakaian Eropa yang membentuk tubuh, kimono dan yukata lebih longgar sehingga lekukan di bagian dada maupun pinggul tidak terlihat.
"Lebih bagus kalau terlihat lurus, zaman dulu orang kurus pakai handuk atau bantal di bagian tertentu agar tidak terlihat lekuknya yang kurus," jelas Kai, praktisi kimono di Japan Foundation, Selasa.
Menurut Kai, meski dari bentuknya sama, kimono dan yukata ternyata berbeda. Dari segi bahan yang digunakan misalnya, kimono biasanya terbuat dari sutra, sementara yukata dibuat dari katun.
Itulah mengapa yukata dipakai untuk acara santai, misalnya festival . Bahan katun yang sejuk membuat yukata sering dipakai pada musim panas.
Sementara kimono dapat dipakai dalam beragam musim, untuk musim dingin, kimono punya lapisan dalam agar pemakainya merasa hangat.
Selain itu, kimono dipakai untuk acara resmi seperti pernikahan, pesta, dan kelulusan.
Bahan sutra kimono membutuhkan perawatan khusus, tidak boleh asal dicuci.
"Kalau yukata bisa masuk mesin cuci atau dicuci tangan, kalau kimono harus ke laundry khusus, maka dari itu harus hati-hati memakainya," lanjut Kai.
Dia menambahkan, kimono yang dirawat dengan baik dapat awet hingga beberapa generasi.
Perbedaan lain dari kimono dan yukata adalah pemakaian kaos kaki. Pemakai kimono harus mengenakan kaos kaki khusus yang dipadu dengan sandal kayu atau geta, sedangkan yukata tidak perlu.
Kimono dan yukata perempuan sama-sama dililit obi di bagian bawah dada. Namun, obi untuk kimono lebih lebar dan bentuknya dapat dibuat lebih megah, misalnya bentuk kupu-kupu.
Ada pula obi kimono yang menggunakan bantal di dalam bagian belakang untuk menciptakan bentuk anggun. Obi untuk yukata lebih sederhana dan tidak memerlukan bantal di bagian belakang, cukup dibentuk pita.
Obi yukata pria lebih tipis dan sederhana serta dililit di pinggang. Untuk pakaian formal, pria Jepang mengenakan kimono dan hakama sebagai bawahan.
(vemale)