Wanita merias wajah (Foto: okezone) |
KULIT Anda memerah, meradang, dan berbintik-bintik seperti jerawat? Dan terlihat semakin parah setiap harinya? Bisa jadi, itu karena Anda menggunakan kosmetik yang sudah lama dibeli sehingga menderita perioral dermatitis.
Perioral dermatitis adalah suatu kondisi kulit yang relatif umum. Menurut dermatologis, Dr Sunil Chopra, kondisi tersebut bisa disebabkan pemakaian make-up yang sudah terlalu lama. Sehingga membuat bakteri-bakteri betah tinggal di kulit wajah.
Bakteri berasal di tangan kita. Ketika kita mencelupkan jari dalam produk wajah, seperti foundation kulit, kita mentransfer bakteri tersebut ke produk kosmetik. Seiring berjalannya waktu, bakteri akan berkembang biak dan tumbuh. Dan ketika kita menggunakan kosmetik, kita menempatkan bakteri ke wajah.
Tapi tidak hanya kosmetik yang dapat menyebabkan masalah ini. Krim steroid -pengobatan utama untuk eksim, serta kondisi lain seperti psoriasis- juga dapat memicu ruam radang terkait perioral dermatitis, seperti dilansir Dailymail via Okezone.
Saqib Bashir, konsultan dermatologis di Rumah Sakit King College di London mengatakan, "Dalam sebagian besar kasus yang saya lihat, perioral dermatitis terkait dengan eksim dan penggunaan krim steroid topikal pada wajah. Banyak pasien saya terus memakai krim steroid di wajah mereka karena percaya ruam wajah terkait dengan eksim. Namun sebaliknya, krim steroid memberi makan perioral dermatitis. Obatnya berhenti menggunakan krim steroid pada wajah.”
Tidak ada penjelasan yang pasti tentang alasan krim steroid dapat memicu perioral dermatitis. Tetapi Dr Chopra yang bekerja di Pusat Dermatology London, menduga itu karena steroid menekan sistem kekebalan tubuh di tempat yang dioleskan krim, sehingga membuat bakteri lebih mungkin untuk berkembang.
Meskipun sebagian besar produsen sekarang memasukkan agen anti-bakteri dalam krim atau kosmetik mereka, tidak bijaksana untuk menggunakan satu produk selama lebih dari enam bulan. Ini memberikan waktu bagi bakteri untuk membangun massa yang banyak.
Untungnya, perioral dermatitis cenderung merespons pengobatan dengan cepat karena – hipotesisnya – disebabkan oleh bakteri. Sedangkan jerawat merupakan hasil dari penyumbatan kelenjar sebaceous. Setelah kelenjar sebaceous tersumbat, infeksi bakteri sekunder, propionibacterium acnes, dapat berkembang pada penderita jerawat.
Jerawat mempengaruhi lapisan kulit yang lebih dalam, sedangkan perioral dermatitis hanya mempengaruhi lapisan atas, sehingga lebih mudah untuk diobati. Dr Bashir biasanya menyembuhkan pasiennya dengan menggunakan antibiotik oral selama enam pekan dan kemudian krim anti-inflamasi seperti Elidel.
(okezone)