3 Tips Agar Gaji Tidak Habis Di Tengah Bulan

awak bulan gaji sudah habis
(Foto: Morguefile)
Baru terima gaji pertengahan bulan sudah habis, bahkan bisa habis pada awal bulan. Nah, bagaimana nantinya mencukupi kebutuhan setengah bulannya lagi? Pastinya Anda akan berutang, dan waktu Anda gajian lagi gajinya pasti akan habis lagi buat bayar utang tadi. Anehnya lagi kejadian serupa akan terus berlanjut sampai bulan seterusnya.

Trus, pasti Anda akan mengeluh bahwa gaji yang terlalu kecil. Perlu diketahui bahwa gaji besar juga akan membuat pengeluaran Anda bertambah juga. Lalu, jangan menyalahkan dulu karena gaji Anda kecil, ada baiknya untuk menengok cara Anda mengelola keuangan bulanan ini seperti dikutip dari Kompas.com berikut ini.

1. Buatlah anggaran realistis
Dalam prinsip pengelolaan keuangan, membuat rencana keuangan adalah hal yang wajib dilakukan. Sebaiknya, Anda buat rencana pengeluaran sebelum menerima gaji. Sehingga saat gaji sudah di tangan, Anda bisa langsung menjalankan rencana yang sudah disusun. Cobalah memulainya dengan mencatat kembali pengeluaraan Anda selama tiga bulan ke belakang. Dengan begitu Anda bisa tahu mana saja pos-pos yang harus dihemat atau dihilangkan sama sekali.

Misalnya, setelah review tiga bulan ke belakang, ternyata Anda lebih banyak mengeluarkan uang untuk menghibur diri, seperti nonton film, karaoke, dan mencicipi makanan di restoran mahal. Pos hiburan ini sebenarnya tak penting-penting amat, jadi tak harus dilakukan seminggu sekali. Meski begitu, Anda juga tak harus menghilangkannya sama sekali. Anda hanya perlu mengontrol dan mengurangi frekuensinya, misalnya jadi sebulan sekali. Intinya, Anda harus bersikap realistis saat ingin belanja, agar tak mengurangi pos yang tidak seharusnya.

Selain membuat perencanaan, sebaiknya Anda juga memiliki sebuah jurnal untuk mencatat pengeluaran Anda dalam satu bulan. Catat semua barang dan jasa yang dibeli secara detail, sertakan nominal pembelian, waktu pembelian, dan tempat Anda membelinya. Bandingkan rencana keuangan Anda dengan pengeluaran nyata. Apakah sudah sama nominalnya, atau malah berlebih?

2. Prioritas kebutuhan
Apa prioritas keuangan Anda setiap bulan? Tentu saja membayar semua tagihan yang dibutuhkan, bukan? Seperti misalnya, biaya transportasi, belanja bulanan, listrik, air, atau membayar cicilan rumah. Pengeluaran rutin yang masuk dalam prioritas utama bisa disebut sebagai kebutuhan jangka pendek atau kebutuhan primer. Sedangkan, pengeluaran yang sifatnya sekunder dan tersier misalnya berlibur setiap akhir pekan, membeli barang bermerek ataugadget.

Pengeluaran sekunder dan tersier inilah yang harus dihemat. Bahkan jika sudah mengganggu kebutuhan primer, Anda bisa menghilangkannya dalam daftar perencanaan keuangan bulanan. Agar tidak jalan di tempat dan pengelolaan keuangan Anda mengalami pergerakan yang positif, jangan selalu berpikir tentang kebutuhan jangka pendek. Tetapkan target untuk mencapai tujuan jangka panjang. Misalnya, menambah tabungan sebesar Rp 50 juta dalam satu tahun.

3. Siapkan biaya tak terduga
Dalam merencanakan keuangan, Anda juga harus mempersiapkan biaya yang terduga atau dana cadangan yang dalam keadaan darurat bisa Anda ambil. Pisahkan dana cadangan ini dari tabungan Anda sehari-hari, atau tabungan yang bisa Anda ambil sewaktu-waktu. Seperti halnya menabung, dana cadangan juga harus disiapkan dengan penuh komitmen. Misalnya, Anda telah menggunakan 50 persen dana cadangan untuk membayar biaya rawat inap anggota keluarga yang sakit, maka Anda harus mengembalikan saldo dana cadangan seperti semula.

Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk menyiapkan biaya tak terduga ini adalah dengan memiliki asuransi. Asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, hingga asuransi jiwa berjangka adalah produk-produk keuangan yang bisa Anda pilih untuk dana cadangan Anda. Dengan memiliki asuransi berarti Anda sudah menyadari betapa pentingnya mengantisipasi setiap kejadian yang tak terduga di masa depan.

(kompas)